Salah satu emosi dasar yang ada pada manusia adalah marah. Biasanya nih, karena suatu hal yang tidak menyenangkan terjadi, amarah kita bisa terpancing. Ketika kita marah, seringkali kemarahan itu berujung pada tindakan yang lebih buruk dan penyesalan. Kenapa? Ya karena saat kita marah seringkali kita hilang kendali, sehingga secara tidak sadar pun kita bisa melontarkan kata-kata yang tidak pantas dan melakukan perbuatan yang buruk dan merusak. Oleh karena inilah, dalam agama Islam pun marah merupakan sesuatu yang sebaiknya kita hindari, sebagaimana hadits berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ (رَوَاهُ البُخَارِيي) Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6116] Maksud dari “jangan marah” di sini memiliki dua makna, yaitu: 1) menahan diri ketika ada sebab yang membuat kita marah, sampai kita tidak marah, dan 2) jangan sampai melakukan kelanjutan dari marah. Ada pula beberapa faedah hadits tersebut, diantaranya:
Nah, sudah jelas bagaimana Islam mengajarkan agar kita dapat menahan amarah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi, namanya juga manusia, sulit untuk menghindari hal ataupun situasi yang bisa saja memicu kemarahan kita. Pasti ada saja hal-hal yang membuat kesal dan mengarah pada meledaknya amarah. Meskipun begitu, bukan berarti kita tidak bisa meredam marah loh! Berikut ada beberapa tips untuk meredam amarah:
Mulai sekarang, yuk tahan dan redam amarah kita! Semoga kita selalu diberikan kekuatan dan perlindungan oleh Allah SWT dalam menghadapi segala macam situasi. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin. Sumber: rumaysho.com = Dept. Syiar Aflahul Ahsan, Forsip Al-Madani 2020 Gen. Al-Hawariyyin = #Serasi_Oktober
0 Comments
Seakan belum mau berhenti, kasus terkonfirmasi Covid-19 di berbagai belahan dunia terus bertambah setiap harinya. Data Kemenkes RI mencatat kasus terkonfirmasi di Indonesia telah mencapai 275.213 (per tanggal 28 September 2020). Akibat dari tingginya angka ini, beberapa daerah sempat menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) guna menekan penyebaran Covid-19. Namun, PSBB ini berimbas pada menurunnya sektor ekonomi dari berbagai pihak. Perusahaan keci hingga perusahaan besar, masyarakat kelas atas hingga kelas menengah kebawah, semua terdampak. Karena hal ini pula akhirnya pemerintah memutuskan untuk menggalangkan gerakan “new normal” dengan berbagai protokol kesehatan yang harus dipatuhi seluruh masyarakat. Namun, bagaimana pun juga, kesulitan ekonomi tetap dirasakan oleh banyak pihak, terlebih lagi bagi masyarakat yang memang tergolong kelas menengah kebawah. Pendapatan harian menurun drastis, banyak para karyawan diberhentikan dan kehilangan pekerjaan, bahkan hingga kesulitan mendapatkan makanan sehari-hari. Masih banyak saudara-saudara kita yang kelaparan di tengah pandemi yang melanda. Berkaitan dengan sulitnya ekonomi dan pangan di masa pandemi ini, terdapat keutamaan bagi kita yang masih mampu dan mau untuk bersedekah. Terdapat firman Allah swt. yang menyinggung hal ini: (14) فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ (11) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ (12) فَكُّ رَقَبَةٍ (13) أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ “Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan.” (QS. Al-Balad: 11-14). Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah (224-310 H) menerangkan bahwa memberi makan pada hari “dzi mas-ghabah” dimaksudkan saat masa kelaparan, ketika makanan menjadi langka, di masa semua kebutuhan terfokus pada makanan. Dalam Zaad Al-Masir (9:135), Ibnul Jauzi rahimahullah (508-597 H) berkata menyebutkan perkataan Ibnu Qutaibah bahwa mas-ghabah artinya menderita kelaparan, kata tersebut berasal dari saghiba, yas-ghabu, su-ghuuban, artinya ketika lapar. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah (1347-1421 H) menyatakan, “Dzi mas-ghabah berarti keadaan penuh kelaparan, bisa jadi karena kelaparan melanda, bisa jadi karena hasil pertanian dan buah-buahan berkurang, bisa jadi pula karena penyakit pada tubuh mereka, atau bisa pula ada makanan namun tidak mengenyangkan.” (Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Juz ‘Amma, hlm. 220). Jika kita renungkan dan sadari, keadaan dunia sekarang tidak jauh berbeda dari penjelasan di atas. Merebaknya wabah penyakit menular membuat orang-orang tidak leluasa beraktivitas, yang kemudian berdampak pada pendapatan. Sulitnya mencari nafkah bagi beberapa masyarakat membuat mereka yang kelaparan pun tidak sedikit jumlahnya. Banyak karyawan perusahaan yang diberhentikan dari pekerjaan, tukang ojek yang sepi penumpang, penjual makanan kaki lima, dan masih banyak lagi masyarakat yang kesulitan. Bagi kita yang masih diberi rezeki yang cukup, alangkah beruntungnya kita jika bersedekah dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Terlebih lagi terdapat keutamaan dan manfaat dari bersedekah di tengah situasi pandemi seperti sekarang. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa manfaat sedekah begitu banyak, hanya Allah yang bisa menghitungnya, di antara manfaatnya adalah: أَنَّهَا تَقِيَ مَصَارِعَ السُّوْءِ وَتَدْفَعُ البَلاَءَ حَتَّى إِنَّهَا لَتَدْفَعَ عَنِ الظَّالِمِ , قاَلَ إِبْرَاهِيْمُ النَّخَعِي: وَكَانُوْ يَرَوْنَ أَنَّ الصَّدَقَةَ تَدْفَعُ عَنِ الرَّجُلِ الظَّلُوْمِ ,وَتُطْفِئُ الخَطِيْئَةَ وَتَحْفَظُ المَالَ وَتَجْلِبُ الرِّزْقَ وَتُفْرِحُ القَلْبَ وَتُوْجِبَ الثِّقَّةَ بِاللهِ وَحُسْنَ الظَّنِّ بِهِ “Sungguh bersedekah itu mencegah kematian yang jelek, mencegah malapetaka (bala), sampai sedekah itu melindungi dari orang yang zalim. Ibrahim An-Nakha’i mengatakan, ‘Orang-orang dahulu memandang bahwa sedekah akan melindungi dari orang yang suka berbuat zalim.’ Sedekah juga akan menghapus dosa, menjaga harta, mendatangkan rezeki, membuat gembira hati, serta menyebabkan hati yakin dan berbaik sangka kepada Allah.” (‘Uddah Ash-Shabirin wa Dzakhirah Asy-Syakirin, hlm. 313, dikutip dari Rumaysho.com). Dari banyaknya manfaat sedekah, maka alangkah baiknya kita yang mampu untuk segera berbagi rezeki kepada yang membutuhkan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ada seseorang yang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata, يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ « أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ “Wahai Rasulullah, sedekah mana yang lebih besar pahalanya?” Beliau menjawab, “Engkau bersedekah pada saat engkau masih sehat, saat engkau takut menjadi fakir, dan saat engkau berangan-angan menjadi kaya. Janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu, hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, barulah engkau berkata, ‘Untuk si fulan sekian dan untuk si fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1419 dan Muslim no. 1032). Wallahu’alam. Source: Rumaysho.com = Dept. Syiar Aflahul Ahsan, Forsip Al-Madani 2020 Gen. Al-Hawariyyin = #Serasi_September Futur merupakan suatu penyakit yang bisa datang dan menyerang para ahli ibadah, para da’i, dan para penuntut ilmu. Seorang penuntut ilmu tidak boleh futur dalam usahanya untuk memperoleh dan mengamalkan ilmu. Futur yang dimaksud mencakup rasa malas, lamban, dan enggan, yangmana sebelumnya seseorang itu rajin, bersungguh-sungguh, dan bersemangat.
Orang yang terkena penyakit futur ini berada pada tiga golongan:
Futur memiliki bermacam-macam sebab, diantaranya:
Futur ini merupakan penyakit yang berbahaya. Namun, ingat! Allah tidak menurunkan suatu penyakit tanpa ada penawarnya. Beberapa obat futur diantaranya:
Penuntut ilmu juga tidak boleh putus asa dan harus selalu waspada terhadap rasa bosan! Sebab, bosan adalah penyakit yang mematikan, membunuh cita-cita seseorang sebesar sifat bosan yang ada pada dirinya. Setiap kali seseorang menyerah terhadap rasa bosannya, maka ilmunya akan semakin berkurang. Wallahu a'lam. source: almanhaj.or.id = Dept. Syiar Aflahul Ahsan, Forsip Al-Madani 2020 Gen. Al-Hawariyyin = #Serasi_Agustus “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu” (QS At-Taubah: 36)
"Setahun terdiri dari dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram, tiga berurutan, yaitu: Dzul-Qa’dah, Dzul-Hijjah dan Al-Muharram, serta Rajab Mudhar yang terletak antara Jumada dan Sya’ban. “(HR Al-Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679/4383.) Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah. yang disebut oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Syahrullah (Bulan Allah). Tentunya, bulan ini memilki keutamaan yang sangat besar. “… Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” (HR Muslim no. 1162/2746) Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa dengan tanggal 9 (Muharram).’ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.” (HR Muslim no. 1134/2666.) teman-teman tau gak? kalau ternyata, perintah puasa asyura itu udah lama loh,. kita juga dianjurkan untuk berpuasa sebelum tanggal 10 atau sesudahnya untuk menyelisihi kebiasaan orang yahudi dan nasrani. “Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa ‘Asyura’. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya.”(HR Al-Bukhari no. 2002.) “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah). manfaatkan waktumu :) ! #dept.Hujan Tujuh Keistimewaan Wanita Muslimah
1. Wanita shalihah adalah perhiasan duniaSebuah hadist menyebutkan: اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 34 ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا Artinya: “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) , dan karena mereka (laki-laki) telah memberi nafkah dari hartanya.” 2. Wanita adalah karunia, bukan musibahAllah SWT berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 72 وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ۚ أَفَبِٱلْبَٰطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ ٱللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ Artinya: “Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?.” 3. Wanita shalihah lebih baik daripada bidadari di surgaIbnu Mubarok menyampaikan sebuah riwayat dari Hibban bin Abi Jabalah yang mengatakan: إن نساء الدنيا من دخل منهن الجنة فضلن على الحور العين بما عملن في الدنيا Artinya: "Sesungguhnya wanita dunia yang masuk surga lebih unggul dibandingkan wanita surga, disebabkan amal yang mereka kerjakan sewaktu di dunia." Selain itu, Rasulullah SAW bersabda: وفي الحديث أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إن الآدميات من نساء أهل الدنيا أفضل من الحور العين سبعين ألف ضعف Artinya: "Perempuan berjenis manusia asal dunia lebih utama daripada para bidadari surga 70.000 kali lipat." 4. Wanita diberi pengecualian dalam beribadahRasulullah SAW telah bersabda: ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓُ ﻭَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ : ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺍِﻣْﺮَﺍﺓٍ ﺗَﺤِﻴْﺾُ ﺇِﻻَّ ﻛَﺎﻥَ ﺣَﻴْﻀُﻬَﺎ ﻛَﻔَﺎﺭَﺓٌ ﻟِﻤَﺎ ﻣَﻀَﻰ ﻣِﻦْ ﺫُﻧُﻮْﺑِﻬَﺎ ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻓِﻲْ ﺃَﻭَّﻝِ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ Artinya: “Siapa saja wanita yg mengalami haid maka sakitnya haid yang mereka alami akan menjadi Kafaroh (tebusan) bagi dosa –dosanya yang terdahulu." 5.Wanita yang hamil dan melahirkan setara dengan jihadSebuah hadist menyebutkan: الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ، وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ Artinya: "Mati syahid ada 7 selain yang terbunuh di jalan Allah, Orang yang mati karena thaun, syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang mati karena ada luka parah di dalam perutnya, syahid. Orang yang mati sakit perut, syahid. Orang yang mati terbakar, syahid. Orang yang mati karena tertimpa benda keras, syahid. Dan wanita yang mati, sementara ada janin dalam kandungannya.” (HR. Abu Daud 3111 dan dishahihkan al-Albani). 6. Dapat masuk surga melalui pintu manapunSebuah hadist menyebutkan: إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ Artinya: “Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau.” (HR. Ahmad) 7. Surga di bawah telapak kaki ibu Dari Musa bin Muhammad bin ‘Atha’, Abu Al-Malih, Maimunah, dari Ibnu ‘Abbas r.a., ia berkata Rasulullah SAW bersabda: عَنْ موسى بن محمد بن عطاء: حدثنا أبو المليح، حدثنا ميمون، عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم: «الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأمَّهَات؛ مَن شِئن أدخلن، ومَنْ شِئن أخْرَجن». قال ابن عدي: موسى بن محمد المقدسي منكر الحديث Artinya: “Surga itu di bawah telapak kaki-kaki para ibu, siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan memasukkannya, dan siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan mengeluarkannya." Sumber: https://kumparan.com/hijab-lifestyle/keistimewaan-kaum-wanita-dalam-alquran-dan-hadist-1tDNulcV5Su/full https://www.gomuslim.co.id/read/belajar_islam/2020/03/08/17959/-p-lima-hadits-rasulullah-saw-tentang-keistimewaan-wanita-salihah-p-.html #AllAboutAnnisa_Ed.01 #DepartemenIstimewa Annisa_Nazeera #KarenaKitaIstimewa #ForsipAlmadani #DakwahMustKeepGoing Bismillahirrahmanirrahim.
Sebagaimana yang kita tahu, ada banyak keutamaan yang bisa kita dapatkan pada bulan Dzulhijjah. Sepuluh hari pertama di bulan ini juga disebutkan dalam sebuah hadits merupakan hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai Allah. “Tidak ada hari dimana suatu amal shâlih lebih dicintai Allah Azza wa Jalla melebihi amal shalih yang dilakukan di hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama Dzulhijjah)“. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad di jalan Allah?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Termasuk lebih utama dibanding jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad) dan tidak ada satu pun yang kembali (ia mati syahid)” (HR al-Bukhari (no. 969), Abu Dawud (no. 2438), at-Tirmidzi (no. 757), Ibnu Majah (no. 1727)) Hari arafah termasuk ke dalam sepuluh hari spesial tersebut. Jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, hari arafah memiliki keistimewaannya tersendiri pula. Di hari ini, disebutkan bahwa Allah swt. Paling banyak membebaskan hamba dari neraka, sebagaimana diriwayatkan hadits berikut: “Tidak ada hari di mana Allah Azza wa Jalla membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata: Apa yang mereka inginkan?” (HR. Muslim no. 1348) Kemudian dalam pelaksanaan ibadah haji, wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang paling pokok. Rasulullah Muhammad saw. Ditanya oleh sekelompok orang Nejed tentang haji, dan beliau menjawab “Haji itu adalah Arafah” (HR. Tirmidzi no 889, an-Nasa’I no. 3016, dan Ibnu Majah no. 3015). Dengan ini didapatkan bahwa wukuf di Arafah merupakan tiang dari ibadah haji itu sendiri dan merupakan rukun yang terpenting. Apabila meninggalkan rukun ini, maka hajinya tidak sah. Puasa sunnah di hari arafah juga memiliki keutamaan yang besar. Dengan puasa sunnah ini, dosa-dosa yang dilakukan setahun yang lalu dan setahun kedepan akan dihapuskan. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits: “Puasa hari Arafah aku harapkan dari Allah bisa menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya” (HR. Muslim no. 1162) Tak habis disitu, hari arafah juga merupakan waktu doa terbaik. Doa-doa yang dipanjatkan di hari arafah merupakan doa terbaik, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: “Sebaik-baik doa adalah doa hari Arafah, dan sebaik-baik ucapan yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syaiin qadir.” (HR. at-Tirmidzi no. 3585, dihukumi shahih oleh al-Albani) Berbicara tentang waktu terbaik doa, ada beberapa waktu mustajab yang dapat kita manfaatkan untuk tidak menyia-nyiakan “golden time” hari arafah ini. Beberapa diantaranya adalah:
Setelah hari arafah berakhir, kita masih mendapatkan keistimewaan Bulan Dzulhijjah ini dengan hari Idul Adha yang jatuh pada keesokan harinya (10 Dzulhijjah 1441/31 Juli 2020). Selain keutamaan ibadah qurban, keutamaan lainnya yang bisa kita dapatkan juga adalah hari jumat juga merupakan waktu mustajab berdoa. Sebagaimana terdapat sebuah hadits: "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Abul Qasim Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Sesungguhnya pada hari Jum’at ada satu saat yang tidak bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut”. (Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat 7/166. Shahih Muslim, kitab Jumuh 3/5-6). Dengan begitu banyak kesempatan “golden time” dan “all kill” yang Allah berikan di Bulan Dzulhijjah tahun ini, mari kita manfaatkan dengan banyak beribadah dan juga berdoa kepada Allah swt. Alangkah meruginya kita jika menyia-nyiakan kesempatan emas di waktu-waktu yang utama dan mulia untuk berdoa kepada yang maha kuasa. Wallahu a’lam. Sources: almanhaj.or.id = Dept. Syiar Aflahul Ahsan, Forsip Al-Madani 2020 Gen. Al-Hawariyyin = Assalamu'alaikum ikhwah....
Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Dzulhijjah!!! Lalu, Ada apa di bulan Dzulhijjah?? yuupp!! tentu hari raya Idul Adha, tapi.... yang mau kita bahas kali ini bukan idul adha nya nih,, tapi SEBUAH KESEMPATAN EMAS di awal bulan Dzulhijjah!! apa sih? مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ Artinya: “Tiada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini”. yakni 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah, mereka (para shahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah, dan tidak juga berjihad di jalan Allah (lebih utama darinya)?”, beliau bersabda: “Dan tidak juga berjihad di jalan Allah (lebih utama darinya), kecuali seseorang yang berjuang dengan dirinya dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan apapun”. (HR. Bukhari dan Muslim) أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». رواه مسلم Artinya: Bahwa Rasulullah ditanya tentang puasa Hari Arafah: “Menghapuskan (dosa-dosa) setahun lalu dan setahun yang akan datang”. (HR. Muslim) Nah, dari hadits tersebut, kita dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, seperti; Menunaikan haji dan umrah, berpuasa, berkurban, bertakbir, bertahmid dan bertasbih serta bertahlil, serta amal shalih lainnya. Kenapasih kita harus semangat buat beribadah lebih baik lagi? ya... karena kita gak tahu kan, apakah kita memiliki cukup umur untuk selalu sehat, apalagi sebagai generasi muda, yang kuat, semangat, tentu ini adalah kesempatan luar biasa bagi kita untuk mendapat berlipat-lipat pahala yang Allah berikan.. dikutip dari muslim.or.id --Dept.Hujan Gen. Al-Hawariyyin |
CATATANMedia ini digunakan sebagai salah satu alternatif dakwah kampus via online. ARSIP
March 2024
KATEGORI |