Assalamualaikum, teman-teman pembaca yang InsyaAllah dirahmati Allah SWT. Kembali lagi di Serasi (Seputar Informasi Islami) yang kali ini akan membahas tentang “Kisah Bakti Sa’ad Bin Abi Waqash, pemuda yang berpegang teguh dengan akidah nya mesikpun tidak disetujui sang Ibu ”. Sebelum masuk ke dalam kisahnya, apakah teman-teman pernah membaca kisah Sa’ad Bin Abi Waqash yang akidahnya sangat ditentang oleh sang Ibu, tetapi beliau tetap berbakti kepada Ibunya meskipun berbeda akidah? Nah, dalam kisah yang akan kita bahas kali ini yaitu cara berbakti Sa’ad Bin Abi Waqash kepada sang Ibu yang berbeda keyakinan . Yuk, langsung saja kita simak kisah Sa’ad Bin Abi Waqash di bawah ini...
Sa’ad Bin Abi Waqash merupakan salah satu sahabat Rasulullah Saw yang berasal dari keturunan kaum quraisy. Beliau memiliki nama asli Sa’ad Bin Malik Az- Zuhri. Sa’ad Bin Abi Waqash lahir di Mekkah tahun 595 M. Ayah nya bernama Malik Bin Wuhaib dan Ibu nya bernama Hamnah Binti Sufyan. Sa’ad Bin Abi Waqash menyatakan keislamannya pada usia 17 tahun. Akan tetapi, hal tersebut sangat ditentang oleh Ibunya yang menyembah berhala. Meskipun sang Ibu tidak menyetujui, Sa’ad tetap memegang teguh keyakinannya. Lalu, bagaimana dengan tanggapan sang Ibu mengenai keteguhan Sa’ad? Tentu saja Ibu Sa’ad sangat marah dan murka. Walaupun begitu, Sa’ad Bin Abi Waqash menghadapi hal tersebut dengan sikap tenang dan lemah lembut. Beliau tetap menyayangi dan berbakti kepada Ibu nya. Suatu hari, Ibu Sa’ad tidak mau makan dan minum agar Sa’ad kembali menganut keyakinan nenek moyangnya. Mengetahui kabar tersebut, Sa’ad merasa sangat sedih, “ Jangan lakukan itu wahai Ibu. Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku, dan tidak akan berpisah dari nya. “ ucap Sa’ad kepada sang Ibu. Ibu Sa’ad berharap dengan cara seperti ini ia bisa meluluhkan hati sang putra, karena beliau tahu kalau Sa’ad sangat menyayangi nya. Namun, ternyata semuanya di luar dugaan. Sa’ad sangat teguh dengan akidah nya. “ Wahai Ibu, jika engkau memiliki 70 nyawa yang keluar satu demi satu, maka aku tetap tidak akan meninggalkan agama ku untuk selama- lama nya. “ ucap Sa’ad. Melihat keteguhan Sa’ad, akhirnya sang Ibu mengalah dan membiarkan Sa’ad tetap memeluk islam. Pesan moral yang dapat kita ambil dari kisah Sa’ad dan sang Ibu adalah Sa’ad tetap berbuat baik dan menyayangi Ibunya walaupun berbeda keyakinan. Akidahnya tidak goyah, meskipun ada bujukan dari orang tersayang. Oleh karena itu, tetap lah berbakti kepada orang tua kita meskipun kita berbeda pandangan karena Allah telah berfirman dalam Q.S. Luqman ayat 15 yang artinya “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." Semoga materi ini bermanfaat bagi kita semua ya, jangan lupa untuk berdzikir dan bershalawat teman-teman! Sumber: https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-6749490/kisah-bakti-saad-bin-abi-waqqash-dengan-sang-ibu-yang-beda-keyakinan ▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ #ForsipAlMadani #GenerasiAl-Khalil #Syiar_Al-Khalil #SeputarInformasiIslami #SERASI
0 Comments
Nabi Zulkifli dikenal sebagai sosok nabi yang mempunyai kesabaran yang luar biasa. Beliau merupakan anak dari Nabi Ayub yang kemudian diangkat menjadi nabi setelah ayah nya. Beliau menyebarkan Islam kepada kaum Amoria di Damaskus, Suriah. Nabi zulkifli memiliki sifat teladan yang bisa kita contoh di dalam kehidupan kita
Pertama, Nabi Zulkifli tidak pernah berbohong dan selalu menepati janji. Sejak kecil, masyarakat sangat menyayangi dan senang kepada nabi Zulkifli. Sejak kecil beliau selalu berkata jujur dan selalu memegang janji yang pernah ia ucapkan. Kedua, beliau adalah orang yang taat beribadah. Sebelum diangkat menjadi seorang nabi, beliau rajin melaksanakan ibadah (sholat) sebanyak 100 kali setiap hari. Ketiga, beliau merupakan orang yang teguh pendirian dan sabar. Ketika membuat keputusan, Nabi Zulkifli tidak terburu-buru dan senantiasa memandang masalah dari berbagai sudut pandang. Sebelum menjadi raja, Nabi Zulkifli mengikuti sayembara yang mensyaratkan ibadah puasa di siang hari dan melaksanakan sholat malam. Kegiatan tersebut harus dilakukan selama menjadi raja hingga wafat. Nabi Zulkifli menyanggupi syarat tersebut dan melaksanakannya, beliau memang sudah taat beribadah bahkan sebelum sayembara ini, oleh karena itu beliau menyanggupinya. Mari kita jadikan keteladanan Nabi Zulkifli sebagai contoh dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Assalamualaikum, teman-teman pembaca yang InyaAllah dirahmati Allah SWT. Kembali lagi di Serasi (Seputar Informasi Islami) yang kali ini akan membahas tentang “julaibib seorang sahabat nabi yang mengajarkan tentang nilai kesetiaan, keberanian, dan keadilan dalam Islam”. Yuk, langsung saja kita simak kisah julaibib di bawah ini...
Kisah Julaibib berasal dari masa kehidupan Nabi Muhammad SAW di Madinah. Julaibib adalah seorang sahabat yang kecil, kurus, dan tidak menarik secara fisik. Meskipun demikian, dia memiliki keberanian dan kesetiaan yang luar biasa terhadap Islam. Pada suatu ketika, Nabi Muhammad SAW melihat Julaibib sendirian dan tanpa keluarga di Madinah. Beliau kemudian berusaha mencarikan pasangan hidup untuk Julaibib. Nabi Muhammad SAW menikahkan Julaibib dengan seorang wanita Muslimah yang baik hati, meskipun wanita tersebut sebelumnya menolak menikah dengan Julaibib karena penampilannya yang tidak menarik. Julaibib yang tinggal di selasar Masjid Nabawi suatu hari ditegur oleh Rasulullah SAW, "Julaibib, tidakkah engkau menikah?" lembut suara Nabi SAW memekarkan bunga jiwa Julaibib. "Siapakah orangnya, ya Nabi, yang mau menikahkan anaknya dengan diriku ini?" Julaibib menjawab dengan senyuman. Tidak ada kesan ia menyesali dan menyalahkan takdir. Rasulullah juga tersenyum, dan ia kembali menanyakan hal yang sama kepada Julaibib hingga tiga hari berturut-turut. Pada hari ketiga itulah Rasulullah SAW mengajak Julaibib ke rumah salah satu pemimpin Anshar. Betapa bahagianya tuan rumah menerima kunjungan kehormatan dari sang Nabi Allah SWT. "Aku ingin menikahkan putri kalian," kata Rasulullah SAW kepada pemilik rumah. "Masya Allah, alangkah indah dan berkahnya. Duhai betapa kehadiranmu akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram di rumah kami", si wali mengira bahwa Rasulullah akan meminang anak gadisnya. "Bukan untukku," aku pinang putrimu untuk Julaibib" kata Rasulullah SAW. Ayah sang gadis tentu sangat terkejut mendengarnya, sedang istrinya berseru, "Dengan Julaibib? Bagaimana mungkin? Julaibib yang jelek dan hitam, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat, dan tak berharta? Demi Allah, tidak! Tidak akan pernah anak kita menikah dengannya!" Sementara itu, anak gadisnya yang mendengar percakapan mereka dari balik tirai angkat bicara. Cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya mengalahkan segalanya. Ia menerima pinangan dari Rasulullah SAW dan setuju untuk menikah dengan Julaibib. Cintanya kepada Allah SWT ditunjukkan dengan taat dan patuh kepada Rasul-Nya. Namun, kebersamaan pasangan ini tidak berlangsung lama. Julaibib harus gugur saat berperang dan Rasulullah SAW sangat kehilangan. "Apakah kalian kehilangan seseorang?" kata Rasulullah SAW usai pertempuran. "Tidak, ya Rasulullah," serempak para sahabat menjawab. "Apakah kalian kehilangan seseorang?" kata Rasulullah SAW bertanya lagi. Wajahnya mulai memerah. "Tidak, ya Rasulullah," Sebagian sahabat menjawab dengan ragu dan was-was, beberapa melihat sekeliling dan memastikan tidak kehilangan seseorang. Terdengar helaan nafas yang berat, "Aku kehilangan Julaibib, carilah Julaibib!" kata beliau. Para sahabat tersadar dengan sosok yang dicari Rasulullah SAW, akhirnya mereka menemukan Julaibib. Ia gugur penuh luka, di sekitarnya terdapat tujuh musuh yang telah ia bunuh. Rasulullah SAW dengan tangannya sendiri mengkafani Julaibib dan mensalatinya. Julaibib tidak memiliki keluarga atau keturunan yang terhormat, namun dia sangat setia kepada Rasulullah dan ikut dalam setiap pertempuran untuk mempertahankan Islam. Dia membuktikan bahwa keberanian dan kesetiaan tidak tergantung pada penampilan fisik atau status sosial. Dia sangat mencintai Islam dan Rasulullah SAW. HIKMAH Kisah hidup Julaibib mengajarkan kita untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan atau latar belakang mereka, tetapi melihat nilai dan kebaikan dalam hati dan perbuatan mereka juga mengajarkan kita untuk melihat nilai seseorang bukan dari penampilan fisiknya, tetapi dari akhlak dan kesetiaannya. Ini mengingatkan kita bahwa setiap individu memiliki potensi untuk kebaikan, dan bahwa kita harus menghargai dan menghormati setiap orang tanpa memandang status atau penampilan mereka. Selain itu, kisah Julaibib juga menunjukkan pentingnya keadilan dan kasih sayang dalam Islam, di mana Nabi Muhammad SAW secara langsung terlibat dalam memastikan bahwa Julaibib mendapatkan haknya untuk memiliki keluarga dan kebahagiaan. di Serasi (Seputar Informasi Islami) yang kali ini akan membahas tentang “Kisah Sya’ban seorang sahabat nabi yang menyesali 3 perbuatan saat akhir hayatnya”. Nah, dalam kisah yang akan kita bahas kali ini yaitu tentang pentingnya melakukan amalan dengan maksimal agar tidak menyesal nantinya. Yuk, langsung saja kita simak kisah Sya’ban di bawah ini...
Kisah Sya'ban RA memang unik dan terkenal di kalangan penduduk langit. Keputusannya untuk selalu mengambil posisi di pojok masjid saat itikaf dan shalat adalah tindakan yang sangat luar biasa. Ia melakukannya dengan tujuan untuk menjaga kesopanan dan menghormati hak dan ruang orang lain. Sikapnya yang rendah hati dan penuh perhatian ini memperlihatkan betapa besar rasa pengorbanan dan penghargaan Sya'ban terhadap sesama. Dalam artikel ini kita belajar dari kerendahan hatinya saat bersedekah dan menjadikannya sebagai sebuah pelajaran, simak artikel berikut. Kedermawanan Hati Sya'ban RA Di suatu pagi, saat sholat subuh berjamaah akan dimulai. Rasulullah SAW sibuk mencari dimana keberadaan Sya’ban, karena sejak kedatangan Rasul ke masjid beliau tidak menemukan Sya’ban. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam menjadi semakin khawatir ketika tidak ada yang melihat Sya'ban di masjid. Beliau mulai bertanya kepada para sahabat yang hadir, mencari tahu keberadaan teman mereka yang setia itu. Namun, tak seorang pun bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Rasulullah merasa gelisah dan bertanya-tanya apa yang telah terjadi. Sya'ban selalu menjadi figur yang andal dan tak pernah melewatkan shalat berjamaah. Bagaimana mungkin dia tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Rasulullah pun berdoa agar Sya'ban segera ditemukan dan dalam keadaan baik-baik saja. Untuk menunggu kehadiran Sya’ban shalat subuh pun ditunda. Namun karena Sya’ban belum kunjung datang akhirnya Rasulullah SAW memutuskan untuk melaksanakan salat berjamaah. Meski khawatir, Rasulullah SAW tetap mengutamakan kedisiplinan dalam menjalankan ibadah. Setelah salat selesai, Rasulullah dan para sahabat masih merasa cemas karena Sya'ban belum dateng juga. Selepas shalat subuh Rasul pun bertanya kepada jamaah “Apakah ada yang mengetahui kabar Sya’ban” Namun tidak ada satupun yang menjawab Rasul memastikan kembali “Apa ada yang mengetahui rumah Sya’ban?”, seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan tau dimana rumah Sya’ban berada Perjalanan dari masjid ke rumah Sya’ban cukup lama dan memakan waktu sekitar 3 jam. Sesampainya di depan rumah Sya’ban, Rasul mengucapkan salam dan keluarlah wanita. “Benarkah ini rumah Sya’ban?” tanya Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. “Ya benar, ini rumah Sya’ban. Saya istrinya,” jawab wanita tersebut. “Bolekah kami menemui Sya’ban, yang tidak hadir salat Subuh di masjid pagi ini?” ucap Rasul. Dengan berlinangan air mata, istri Sya’ban menjawab “Beliau telah meninggal tadi pagi”. “Innalilahi Wainnailaihiroji’un,” jawab semuanya. Setelah itu , istri Sya’ban bertanya “Ya Rasulullah SAW asa sesuatu yang jadi pertanyaan bagi kami semua, menjelang kematianny adia berteriak tiga kali. Kami tidak paham apa maksudnya” “Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasulullah SAW. “Di masing-masing teriakannya, dia berucap kalimat ‘Aduh, kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, aduh kenapa tidak semua,” jawab istri Sya’ban. Rasulullah SAW pun melantunkan ayat yang terdapat surah Qaaf ayat 22: “Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam” Sya’ban menyesal karena:
Hikmah Kisah Sya'ban Karena sesungguhnya pada suatu saat nanti, kita semua akan mati, akan menyesal dan tentu dengan kadar yang berbeda. Bahkan ada yang meminta untuk ditunda matinya, karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas konsekuensi dari semua perbuatannya di dunia. Mereka meminta untuk ditunda sesaat karena ingin bersedekah. Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat diakhirkan. Serta bersedekahlah dengan optimal karena sesungguhnya balasan dari Allah SWT pun lebih baik dari dunia seisinya. Assalamualaikum, teman-teman pembaca yang InyaAllah dirahmati Allah SWT. Kembali lagi di Serasi (Seputar Informasi Islami) yang kali ini akan membahas tentang “Kisah Uwais al-Qarni, pemuda istimewa yang sangat mematuhi ibunya”. Sebelum masuk ke dalam kisahnya, apakah teman-teman sudah mematuhi setiap perintah orang tua? Atau bahkan masih ada yang belum mematuhi perintah orang tua? Nah, dalam kisah yang akan kita bahas kali ini yaitu tentang pentingnya mematuhi dan menggapai ridha orang tua demi kehidupan kita. Yuk, langsung saja kita simak kisah Uwais al-Qarni di bawah ini...
Uwais al-Qarni adalah seorang pemuda beriman yang berasal dari Yaman dan hidup bersama ibunya yang sudah tua renta. Juga uwais al-Qarni adalah pemuda yang mengidap sebuah penyakit kulit. Di suatu hari ibu Uwais al-Qarni berkata kepadanya, bahwa usia ibunya mungkin tidak akan panjang dan ibunya sangat ingin pergi haji ke Mekkah. Karena ibunya tidak akan mungkin kuat berjalan menuju Mekkah, karena mereka tidak punya unta. Maka terbesitlah ide di dalam otak Uwais al-Qarni, dia membeli seekor anak lembu, lalu setiap pagi dan sore hari digendonglah lembu tersebut menaiki dan menuruni bukit. Awalnya terasa berat, namun seiring berjalannya waktu lembu yang juga tumbuh besar tersebut tidak terasa berat lagi. Setelah 8 bulan melakukan hal tersebut, Uwais al-Qarni siap menggendong ibunya untuk pergi haji ke Mekkah. Selama haji, dia tetap menggendong ibunya dalam melaksanakan haji. Di suatu ketika, Uwais al-Qarni sangat ingin bertemu dengan Rasulullah, lalu ia meminta izin kepada ibunya, bahwa ia akan pergi menemui Rasulullah ke Madinah. Lalu sesampainya di rumah Rasullullah, sayangnya ia tak dapat berjumpa rasul dan hanya berjumpa dengan Aisyah. Awalnya Uwais al-Qarni berpikir akan menunggu sampai rasul kembali, tapii mengingat keadaan ibunya dirumah, ia memutuskan untuk kembali pulang dan tidak menunggu rasul. Pesan moral: Dari dua kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa apapun hal yang kita lakukan jika hal tersebut dilakukan dengan ikhlas dan sabar demi orang tua, hal tersebut akan berdampak baik bagi diri kita dalam mencapai ridha Allah juga. Penerapan sikap berbakti kepada orang tua demi mencapai ridho illahi dalam kehidupan sehari-hari:
إِنَّ خَيْرَ التَّابِعِينَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ وَلَهُ وَالِدَةٌ وَكَانَ بِهِ بَيَاضٌ فَمُرُوهُ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَكُمْ “Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang pria yang bernama . Uwais. Ia memiliki seorang ibu dan dulunya berpenyakit kulit (tubuhnya ada putih-putih). Perintahkanlah padanya untuk meminta ampun untuk kalian.” (HR. Muslim no. 2542). Sumber: https://rumaysho.com/10538-kisah-uwais-al-qarni-dan-baktinya-pada-orang-tua.html ▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ #ForsipAlMadani #GenerasiAl-Khalil #Syiar_Al-Khalil #SeputarInformasiIslami #SERASI Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Halo teman-teman pembaca semua? Bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu dan diberi kemudahan dalam segala hal ya. Kembali lagi nih di SERASI (Seputar Informasi Islami). Hari ini SERASI akan membahas mengenai kegigihan ibadah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang patut banget kita teladani, yaitu Abbad Bin Bisyr. Abbad Bin Bisyr memiliki cerita yang sangat ikonik yang menjadi bukti kehebatan, keberanian, dan kegigihan beliau dalam menjaga ibadah-ibadahnya. Tak heran kalau banyak banget yang terkagum-kagum oleh kegigihan beliau. Yuk simak kisahnya! Kegigihan Ibadah sang Abbad Bin Bisyr Abbad Bin Bisyr merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang berasal dari kalangan Anshar dan merupakan salah satu sahabat yang abid atau Ahli Ibadah. Abbad Bin Bisyr merupakan salah satu anggota pasukan perang Dzatu Riqa, yang mana kejadian pada malam tersebut menjadi bukti keberanian dan kegigihan seorang Abbad terhadap ibadahnya. Pada saat perang Dzatu Riqa, Nabi Muhammad SAW meminta pasukannya untuk bermalam di suatu tempat yang tidak bisa dikatakan tempat yang aman. Maka dari itu, Rasulullah SAW meminta Abbad Bin Bisyr dan Ammar Bin Yasir untuk menjadi penjaga pada malam tersebut selagi Rasulullah SAW dan pasukannya beristirahat. Malam itu, Abbad mengambil bagian untuk melaksanakan jaga malam sementara Ammar beristirahat, menggantikan Abbad. Mengambil kesempatan tersebut, Abbad melaksanakan sholat malam saat ia berjaga. Saat Abbad melaksanakan sholatnya, dari semak-semak di belakang Abbad terdapat salah satu tentara musuh yang bersiap menembak Abbad dengan anak panah. Musuh tersebut menembak anak panahnya ke Abbad, namun Abbad sama sekali tidak terusik, ia hanya mencabut anak panah tersebut kemudian melanjutkan shalatnya. Hal itu terjadi berkali-kali hingga Abbad menyelesaikan shalatnya. Setelah Abbad menyelesaikan shalatnya, ia membangunkan Ammar dan menceritakan kejadian tersebut. Ammar pun kaget dan ‘protes’ kepada Abbad sembari berkata “Mengapa engkau tidak membangunkanku?” Abbad pun menjawab “Aku sedang membaca Surat Al-Kahfi, aku tidak ingin memberhentikan shalatku, demi allah apabila bukan karena tugas yang diberikan rasul, niscaya aku akan biarkan jiwaku pergi daripada harus memberhentikan shalatku”. Apa Sih yang Bisa Dipetik? Apa sih memangnya yang bisa kita petik dari kisah Abbad Bin Bisyr? Kisah yang singkat ini tidak hanya menunjukkan kegigihan sang Abbad Bin Bisyr saja nih temen-temen, namun juga mengenai pernyataan beliau, yaitu “Aku akan biarkan jiwaku pergi apabila bukan karena tugas ini daripada harus memberhentikan shalatku”. Kalimat ini menunjukkan kegigihan beliau yang sangat besar terhadap ibadahnya. Abbad jauh lebih menerima ia harus bertemu dengan Allah SWT daripada harus memberhentikan ibadahnya agar dapat melawan balik musuh yang menyerangnya. Walaupun kedua pilihan ini memiliki keuntungan masing-masing, Abbad jauh lebih memilih Allah SWT dengan melanjutkan ibadahnya daripada memberhentikan shalatnya untuk melawan balik. Kegigihan ibadah seperti ini merupakan hal yang harus kita teladani dalam kehidupan sehari hari. Kita sebagai seorang muslim harus mengutamakan ibadah terlebih dahulu daripada kegiatan lainnya. Misalnya, saat ada rapat mengenai pekerjaan, tugas sekolah, atau organisasi, namun waktu shalat sudah masuk, kita sebagai seorang muslim yang taat harus shalat terlebih dahulu, sekalipun itu membuat kita telat hadir. Karena hukuman apabila kita tidak shalat lebih parah daripada hukuman apabila kita telat. Sekian materi SERASI hari ini, semoga bermanfaat bagi kita semuanya ya! Jangan lupa berdzikir, bershalawat, dan beribadah ya teman-teman! Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Sumber: https://islam.nu.or.id/hikmah/abbad-bin-bisyr-tetap-melanjutkan-shalat-meski-terkena-anak-panah-fCK4l ▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ #ForsipAlMadani #GenerasiAl-Khalil #Syiar_Al-Khalil #SeputarInformasiIslami #SERASI Assalamualaikum, teman-teman pembaca semua! Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga
sehat selalu dan diberi kemudahan ya. Kita berjumpa kembali nih di SERASI (Seputar Informasi Islami) yang hari ini akan membahas mengenai “Pentingnya Adab”. Menerapkan adab dalam kehidupan sehari-hari menjadi hal yang harus senantiasa kita lakukan sebagai umat muslim. Urgensi dari adab dapat kita lihat dari hadist berikut: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أحب عباد الله إلى الله أحسنهم خلقًا Artinya: “Rasulullah saw bersada: sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah adalah yang paling baik akhlaknya”. (HR. Bukhari) Nah, kisah yang akan kita bahas hari ini juga akan menjelaskan bagaimana akhlak dari seorang mukmin dan derajatnya di mata Allah SWT. Yuk, mari kita simak Kisah Ali bin Abi Thalib Tentang Pentingnya Adab. Kisah Ali Bin Abi Thalib Tentang Pentingnya Adab Pada suatu subuh Ali bin Abi Thalib berjalan dengan tergesa-gesa ke Masjid untuk memburu waktu shalat berjamaah dengan Nabi Muhammad SAW. Namun ketika di depannya berjalan seorang pria tua, Ali segera memelankan langkah sembari berjalan dibelakangnya. Hal ini ia lakukan sebagai bentuk pemuliaan terhadap orang tua tersebut. Ketika sampai di tempat tujuan Ali terkejut melihat orang tua tersebut tidak masuk ke dalam Masjid. Ternyata pria itu adalah seorang Nasrani. Ketika Ali memasuki Masjid, ia mendapati Rasulullah masih memimpin shalat dalam keadaan ruku’ pada rakaat yang masih bisa diburu dan segera melaksanakan shalat subuh. Seusai shalat para sahabat merasa waktu ruku’ tadi lebih lama dari biasanya, sehingga mereka bertanya mengenai hal tersebut kepada Rasulullah. Rasulullah menjelaskan bahwa pada saat beliau ruku’ Allah memerintahkan malaikat Jibril untuk menahan Nabi untuk bangkit dan memerintahkan malaikat Mikail menahan matahari untuk tidak terbit agar Ali bisa shalat berjamaah. Nabi menjelaskan kepada para sahabat yang berjamaah shalat subuh dengannya saat itu bahwa seperti itulah derajat orang yang memuliakan orang tua, kendati orang tua itu adalah seorang Nasrani. Sehingga dari kisah ini kita bisa melihat seberapa pentingnya adab dalam Islam, dimana salah satu sebab diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan kemulian akhlak. إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemulian akhlak.” (HR Ahmad dalam Al-Musnad 8729 dan Bukhori dalam Al-Adab Al-Mufrad 273) Penerapan Adab di dalam kehidupan sehari-hari: 1. Menghormati orang yang lebih tua. 2. Menghargai orang yang lebih muda. 3. Berkata lemah lembut kepada orang tua. 4. Memberikan hadiah kepada orang lain. 5. Menjenguk teman yang sedang sakit. Semoga materi ini bermanfaat bagi kita semua ya, jangan lupa untuk berdzikir dan bershalawat teman-teman! Sumber: https://islami.co/adab/#:~:text=Kisah%20Ali%20yang%20memburu%20waktu%20shalat%2 0subuh%20dan,Muhammad%20s.a.w.%20diutus%20untuk%20memperbaiki%20adab%2C% 20akhlak%20itu ▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ #ForsipAlMadani #GenerasiAl-Khalil #Syiar_Al-Khalil #SeputarInformasiIslami #SERASI Assalamualaikum, teman-teman pembaca yang InyaAllah dirahmati Allah SWT. Kembali lagi di Serasi (Seputar Informasi Islami) yang kali ini akan membahas tentang “Kisah Kejujuran”. Sebelum itu kira-kira pernahkah di dalam hati teman-teman merasa berat saat mengatakan suatu kebohongan? dan memilih untuk akhirnya mengakui kesalahan yang telah teman-teman perbuat?. Nah, jika pernah berarti teman-teman telah melakukan hal yang tepat sebab ada sebuah hadist yang berbunyi : “ Katakanlah yang benar meskipun itu pahit (berat untuk dikatakan).” (HR.Ibnu Hibban). Dalam kisah yang akan kita bahas kali ini juga menceritakan bagaimana seorang sahabat berani mengakui dan jujur terhadap kesalahan yang ia lakukan di hadapan Rasulullah, meskipun beliau harus menerima hukuman atas tindakannya. Yuk, langsung saja disimak sebuah Kisah Kejujuran Sahabat Nabi Ka'ab Bin Malik radhiyallahu'anhu.
Suatu saat, ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersama para sahabat dan kaum Muslimin dari Kota Madinah hendak berangkat menuju Perang Tabuk menghadapi pasukan Romawi. Ka'ab bin Malik tidak ikut dalam perang itu. Padahal, Ka'ab bin Malik tidak memiliki uzur saat itu. Sepulangnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersama pasukan kaum Muslimin ke Madinah, Ka'ab bin Malik pun menghadap kepada Rasulullah. Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan Ka'ab bin Malik untuk menunggu kabar berita yang akan datang berdasarkan wahyu Allah. Tidak hanya itu, Rasulullah pun melarang para sahabat yang lain untuk berbicara dengan Ka'ab bin Malik. Keadaan itu berlangsung selama 40 hari lamanya.Pada suatu saat selepas shalat subuh, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyampaikan sebuah berita gembira bahwasanya Allah menerima taubat Ka'ab bin Malik dan dua sahabat lainnya yang tidak turut serta dalam Perang Tabuk. Pesan moral : Ka'ab bin Malik bisa saja berbohong pada Rasul atas alasannya tidak ikut berperang agar citra baik nya tetap terjaga. Namun, ia yakin bahwa Allah maha mengetahui. Sama seperti hal nya kita yang hendak menghadapi ujian, sesulit apapun soal ujian yang kita hadapi jangan pernah berbuat curang dan mengaku telah mengerjakan nya sendiri hanya demi nilai dan citra baik diri kita. Berbuatlah sesuatu yang benar, walau pahit dan sulit. Penerapan bersikap jujur di dalam kehidupan sehari-hari : 1. Tidak menitip absen pada teman saat kita tidak bisa mengikuti perkuliahan di kampus. 2. Tidak mencontek saat ujian. 3. Mempergunakan dana yang didapatkan untuk mengadakan acara sebuah organisasi/ yang lain dengan bijak dan tidak menyelewengkannya untuk kebutuhan pribadi. 4. Meminta izin saat hendak meminjam dan mengambil barang orang lain. 5. Katakan alasan yang sebenarnya saat tidak bisa menghadiri undangan/ ajakan teman. Semoga bermanfaat, jangan lupa berdzikir dan bersholawat temen-temen. Sumber:https://kalam.sindonews.com/read/208368/70/kisah-kejujuran-kaab-bin-malik-yang-mengagumkan-1603635041 ▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ #ForsipAlMadani #GenerasiAl-Khalil #Syiar_Al-Khalil #SeputarInformasiIslami #SERASI Assalamualaikum, teman-teman pembaca yang InyaAllah dirahmati Allah SWT. Kembali lagi di Serasi (Seputar Informasi Islami) yang kali ini akan membahas tentang Keutamaan bersyukur.
Perintah bersyukur di dalam Al-Quran اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَانًا وَّتَخْلُقُوْنَ اِفْكًا ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللّٰهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهٗ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ Artinya: “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu: Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut 29:17) Sebenarnya apa sih syukur itu? Kata syukur berasal dari Bahasa Arab yang berarti berterima kasih. Bersyukur berarti kita berterimakasih kepada Allah Swt atas karunia yang dianugerahkan Allah Swt. Sedangkan secara istilah, syukur adalah memuji Allah dengan meningkatkan kualitas ibadah, amar makruf nahi munkar, dan bertawakal kepada-Nya. Contoh bersyukur : Tidak mengeluh, mengucap hamdalah bila mendapat kenikmatan maupun ujian, berbagi kebahagiaan kepada orang lain, dll. Apa sih sisi indah dari bersyukur? Kita tentunya tidak jarang mencari-cari kebahagiaan dengan cara-cara tertentu seperti bermain game, nonton film, dll. Padahal sebenarnya itu semua adalah kesenangan semata, bukan kebahagiaan. Makanya kita kerap bertanya-tanya tentang dimana kebahagiaan kita. Kebahagiaan didapat dengan cara yang simpel. Dengan menganggap rezeki yang telah didapat dari Allah dapat membuat hati damai. Dengan mengingat-ingat banyaknya kenikmatan yang Allah beri juga membuat kita merasa cukup dan mengurangi rasa iri terhadap orang lain. Dengan berbagi rezeki kepada orang lain dapat pula menjadi sumber kebahagiaan. Terlebih jika kita berbagi kepada orang yang membutuhkan, ucapan terima kasih dari orang lain dapat melepaskan hormone dopamine pada otak kita. Jadi itulah seputar info islam mengenai keutamaan bersyukur. Semoga bermanfaat, jangan lupa bersyukur temen-temen! Sumber : https://wislah.com/syukur-pengertian-dalil-bentuk-contoh-dan-dampak-positif/ Abdurrahman bin Auf adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang kaya raya. Kepandaiannya dalam berdagang membuat ia memiliki harta yang berlimpah. Meski menjadi sahabat nabi terkaya, Abdurrahman bin Auf tetap gemar bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Ia tak segan-segan untuk menggelontorkan hartanya di jalan kebaikan.
Pada zaman Rasulullah SAW, Abdurrahman bin Auf menyedekahkan separuh hartanya. Kemudian ia menyedekahkan lagi sebanyak 40.000 dinar. Namun, kekayaan yang dimiliki Abdurrahman bin Auf justru menjadi suatu kekhawatiran baginya. Bahkan, sahabat nabi ini sempat berusaha untuk menjadi orang miskin. Hal tersebut setelah ia mendengar perkataan Rasulullah SAW. Mengutip Rumahzakat.org, Rasulullah SAW berkata, Abdurrahman bin Auf akan masuk surga paling akhir karena terlalu kaya. Ia akan dihisab paling lama. Sahabat nabi ini tidak ingin dihisab paling lama. Ia mencoba untuk menjadi miskin supaya masuk surga lebih awal. Suatu ketika setelah perang Tabuk, kurma yang ditinggalkan sahabat di Madinah menjadi busuk. Hal tersebut menyebabkan nial jual kurma menurun. Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Abdurrahman bin Auf. Ia membeli kurma busuk dengan harga yang normal. Tentu saja semua sahabat bersyukur karena yang awalnya berpikiran tidak laku, kini ludes dibeli oleh Abdurrahman bin Auf. Akan tetapi, usaha Abdurrahman bin Auf menjadi miskin gagal. Suatu ketika datang utusan dari Yaman yang sedang mencari kurma busuk. Utusan tersebut bercerita jika di negerinya sedang terserang wabah penyakit menular. Konon yang menjadi obat penyakit menular itu adalah kurma busuk. Abdurrahman bin Auf mau tak mau menjual kurma busuk itu. Oleh utusan Raja Yaman, kurma busuk itu dibeli dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa. Dari kisah sahabat nabi bernama Abdurrahman bin Auf terdapat banyak hikmah yang dapat dipetik. Hikmah-hikmah ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti, Ketika memiliki harta yang berlimpah janganlah sombong. Sesungguhnya harta hanyalah titipan dari Allah. Ada hak yang dimiliki orang lain dan Ketika membantu orang lain, Allah akan melipatgandakan nilai kebaikannya seperti dalam kisah tadi kurma busuk yang dimiliki Abdurrahman bin Auf dibeli dengan harga 10 kali lipat. Jadi itulah kisah menarik dari sahabat nabi Abdurrahman bin Auf. Sumber:https://www.liputan6.com/islami/read/5040264/kisah-sahabat-nabi-terkaya-abdurrahman-bin-auf-yang-gagal-miskin-karena-kurma-busuk |
CATATANMedia ini digunakan sebagai salah satu alternatif dakwah kampus via online. ARSIP
March 2024
KATEGORI |