Assalamualaikum, teman-teman pembaca yang InyaAllah dirahmati Allah SWT. Kembali lagi di Serasi (Seputar Informasi Islami) yang kali ini akan membahas tentang “julaibib seorang sahabat nabi yang mengajarkan tentang nilai kesetiaan, keberanian, dan keadilan dalam Islam”. Yuk, langsung saja kita simak kisah julaibib di bawah ini...
Kisah Julaibib berasal dari masa kehidupan Nabi Muhammad SAW di Madinah. Julaibib adalah seorang sahabat yang kecil, kurus, dan tidak menarik secara fisik. Meskipun demikian, dia memiliki keberanian dan kesetiaan yang luar biasa terhadap Islam. Pada suatu ketika, Nabi Muhammad SAW melihat Julaibib sendirian dan tanpa keluarga di Madinah. Beliau kemudian berusaha mencarikan pasangan hidup untuk Julaibib. Nabi Muhammad SAW menikahkan Julaibib dengan seorang wanita Muslimah yang baik hati, meskipun wanita tersebut sebelumnya menolak menikah dengan Julaibib karena penampilannya yang tidak menarik. Julaibib yang tinggal di selasar Masjid Nabawi suatu hari ditegur oleh Rasulullah SAW, "Julaibib, tidakkah engkau menikah?" lembut suara Nabi SAW memekarkan bunga jiwa Julaibib. "Siapakah orangnya, ya Nabi, yang mau menikahkan anaknya dengan diriku ini?" Julaibib menjawab dengan senyuman. Tidak ada kesan ia menyesali dan menyalahkan takdir. Rasulullah juga tersenyum, dan ia kembali menanyakan hal yang sama kepada Julaibib hingga tiga hari berturut-turut. Pada hari ketiga itulah Rasulullah SAW mengajak Julaibib ke rumah salah satu pemimpin Anshar. Betapa bahagianya tuan rumah menerima kunjungan kehormatan dari sang Nabi Allah SWT. "Aku ingin menikahkan putri kalian," kata Rasulullah SAW kepada pemilik rumah. "Masya Allah, alangkah indah dan berkahnya. Duhai betapa kehadiranmu akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram di rumah kami", si wali mengira bahwa Rasulullah akan meminang anak gadisnya. "Bukan untukku," aku pinang putrimu untuk Julaibib" kata Rasulullah SAW. Ayah sang gadis tentu sangat terkejut mendengarnya, sedang istrinya berseru, "Dengan Julaibib? Bagaimana mungkin? Julaibib yang jelek dan hitam, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat, dan tak berharta? Demi Allah, tidak! Tidak akan pernah anak kita menikah dengannya!" Sementara itu, anak gadisnya yang mendengar percakapan mereka dari balik tirai angkat bicara. Cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya mengalahkan segalanya. Ia menerima pinangan dari Rasulullah SAW dan setuju untuk menikah dengan Julaibib. Cintanya kepada Allah SWT ditunjukkan dengan taat dan patuh kepada Rasul-Nya. Namun, kebersamaan pasangan ini tidak berlangsung lama. Julaibib harus gugur saat berperang dan Rasulullah SAW sangat kehilangan. "Apakah kalian kehilangan seseorang?" kata Rasulullah SAW usai pertempuran. "Tidak, ya Rasulullah," serempak para sahabat menjawab. "Apakah kalian kehilangan seseorang?" kata Rasulullah SAW bertanya lagi. Wajahnya mulai memerah. "Tidak, ya Rasulullah," Sebagian sahabat menjawab dengan ragu dan was-was, beberapa melihat sekeliling dan memastikan tidak kehilangan seseorang. Terdengar helaan nafas yang berat, "Aku kehilangan Julaibib, carilah Julaibib!" kata beliau. Para sahabat tersadar dengan sosok yang dicari Rasulullah SAW, akhirnya mereka menemukan Julaibib. Ia gugur penuh luka, di sekitarnya terdapat tujuh musuh yang telah ia bunuh. Rasulullah SAW dengan tangannya sendiri mengkafani Julaibib dan mensalatinya. Julaibib tidak memiliki keluarga atau keturunan yang terhormat, namun dia sangat setia kepada Rasulullah dan ikut dalam setiap pertempuran untuk mempertahankan Islam. Dia membuktikan bahwa keberanian dan kesetiaan tidak tergantung pada penampilan fisik atau status sosial. Dia sangat mencintai Islam dan Rasulullah SAW. HIKMAH Kisah hidup Julaibib mengajarkan kita untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan atau latar belakang mereka, tetapi melihat nilai dan kebaikan dalam hati dan perbuatan mereka juga mengajarkan kita untuk melihat nilai seseorang bukan dari penampilan fisiknya, tetapi dari akhlak dan kesetiaannya. Ini mengingatkan kita bahwa setiap individu memiliki potensi untuk kebaikan, dan bahwa kita harus menghargai dan menghormati setiap orang tanpa memandang status atau penampilan mereka. Selain itu, kisah Julaibib juga menunjukkan pentingnya keadilan dan kasih sayang dalam Islam, di mana Nabi Muhammad SAW secara langsung terlibat dalam memastikan bahwa Julaibib mendapatkan haknya untuk memiliki keluarga dan kebahagiaan.
0 Comments
Leave a Reply. |
CATATANMedia ini digunakan sebagai salah satu alternatif dakwah kampus via online. ARSIP
July 2024
KATEGORI |